PSSI Klaim Direstui FIFA untuk Hentikan LPI
JAKARTA - PSSI segera memberhentikan kompetisi tandingan Liga Primer Indonesia (LPI). Keputusan tersebut dilakukan setelah federasi sepak bola tertinggi negeri ini mendapat mandat dari FIFA.
PSSI mengklaim sudah mendapatkan izin tertulis dari FIFA. Surat berisi pemberhentian kompetisi LPI tersebut diterima pada Rabu (9/2) pagi. Sekjen PSSI Nugraha Besoes mengungkapkan, secepatnya permintaan penghentian kompetisi kepada Konsorsium LPI akan diberikan. ”Kami sudah menerima instruksi tertulis dari FIFA. Mereka memberikan otoritas kepada kami untuk mengambil langkah konkret terkait LPI.
Kami akan memberhentikan LPI sesuai isi surat mereka. Dalam waktu dekat, kami akan berkirim surat pembekuan kepada mereka,” kata Nugraha, kemarin. LPI sudah bergulir sejak Jumat (1/1) di Solo. Kompetisi tandingan tersebut saat ini diikuti 19 klub. Jumlah tersebut menggelembung setelah tiga klub Indonesia Super League (ISL) bergabung. Mereka yang memilih kostum baru LPI adalah Persema Malang, PSM Makassar, dan Persibo Bojonegoro.
Sampai laga Minggu (13/2), rata-rata klub LPI sudah menggelar empat pertandingan. ”Nantinya LPI juga akan dibubarkan karena keberadaannya ilegal. Kami akan ber koordinasi internal dengan anggota Exco (Komite Eksekutif) PSSI lebih dahulu sebelum membubarkan mereka,” lanjutnya. PSSI sebelumnya sempat mengancam akan membekukan status pemain, pelatih, wasit, bahkan agen bila terlibat dengan kegiatan LPI.
Mereka sudah mengeliminasi striker Persema Malang Irfan Bachdim dari timnas.”Kami saat ini sudah memiliki kekuatan hukum untuk menindak LPI. PSSI akan menindak LPI dengan regulasi sepak bola, baik yang berlaku di sini juga FIFA,” tandasnya. Nugraha menambahkan, sikap tegas akan diberlakukan bagi pemain asing yang merumput di LPI. PSSI akan meminta negara untuk mendeportasi pemain asing tersebut.
Sebab, keberadaannya menyalahi regulasi. ”Semua pemain akan ditindak, termasuk pemain asing. Pemain asing akan dideportasi. Keberadaan mereka di sini lemah secara legal karena tidak memiliki dasar hukum jelas. Semua administrasi harus melalui federasi,” tambahnya. Dukungan dan persetujuan FIFA terkait status ilegal LPI tertuang dalam dua surat berbeda yang dikirimkan kepada Sekjen PSSI.
Surat pertama bertanggal 9 Februari 2011 yang diteken oleh Director Member Association and Development FIFA Thierry Reganas. Surat kedua bertanggal 10 Februari 2011 dikirim dari Zurich dan ditandatangani oleh Deputi Sekjen FIFA Markus Katter. Dua surat tersebut sekaligus jawaban atau tanggapan atas dua surat yang sebelumnya dikirimkan oleh PSSI kepada FIFA.
Surat pertama dari PSSI dikirimkan kepada FIFA pada 27 Januari 2011 mengenai tindakan sanksi PSSI terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam LPI yang dinilai ilegal. Sedangkan surat kedua dikirimkan oleh PSSI kepada FIFA pada 1 Februari 2011 tentang hasil Kongres Tahunan PSSI dan mengenai rencana penyelenggaraan Kongres PSSI pada 19 Maret mendatang. Markus Katter dalam surat itu menegaskan bahwa FIFA dapat memahami.
Dengan demikian, badan sepak bola dunia menyetujui tindakan yang telah diambil pengurus PSSI terhadap seluruh pemain, pelatih, dan pengurus klub-klub sepak bola yang mengikuti LPI. ”Sesuai dengan fungsinya, untuk melaksanakan pengawasan, pengendalian, dan mengorganisasi seluruh kegiatan persepakbolaan di wilayahnya.
Maka, tindakan PSSI itu sudah sesuai dengan statuta ataupun peraturan-peraturan PSSI lain yang berlaku,” tulis Markus dalam suratnya itu. Sementara itu, Thierry dalam suratnya yang juga ditujukan kepada Sekjen PSSI menyatakan bahwa FIFA dapat memahami sanksi yang telah dijatuhkan PSSI terhadap LPI. ”Kami dapat memahami tindakan sanksi yang dijatuhkan PSSI terhadap pihakpihak yang terlibat dalam suatu kompetisi yang tidak sesuai dengan permintaan FIFA,” demikian bunyi tulisan Thierry.
Salah satu klub LPI, Persebaya 1927, menanggapi soal restu FIFA ke PSSI dengan santai. Komisaris Utama PT Persebaya Indonesia Saleh Ismail Mukadar mengatakan, jika PSSI memberikan sanksi, tindakan tersebut sudah tidak di luar batas. Masalahnya, Persebaya dan sejumlah klub yang berbelok ke LPI sudah dikeluarkan dari PSSI.
Keputusan itu menurut Saleh merupakan sanksi terberat dalam organisasi. ”Di Bali, kemarin, beberapa tim tak boleh ikut kongres, termasuk Persebaya 1927. Sekaligus sudah ada surat pemecatan untuk tim yang ke LPI. Itu kan sudah sanksi terberat dalam organisasi. Kalau PSSI mau memberikan sanksi lagi, itu jelas lucu. Kami kan tidak lagi di bawah PSSI,” ujar Saleh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar